Dua aspek pokok geografi, yaitu aspek fisik dan aspek sosial dipelajari oleh ilmu-ilmu yang menjadi ilmu penunjang geografi. Ilmu penunjang geografi sangat diperlukan mengingat luasnya bahasan dalam geografi. Ilmu penunjang geografi tersebut antara lain sebagai berikut.Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan batuan penyusun bumi.
Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan proses terbentuknya.
Pedologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan tanah, antara lain tentang proses pembentukan dan jenis-jenisnya.
Meteorologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan atmosfer, antar lain tentang ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan, suhu udara, angin, dan per-awanan.
Klimatologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim.
Antropogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang persebaran manusia di permukaan bumi dalam hubungannya dengan lingkungan geografi.
Demografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kependudukan, antara lain hubungannya dengan jumlah dan pertum-buhan, komposisi, srta migrasi penduduk.
Hidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan air di permukaan bumi, di bawah tanah, dan di atmosfer.
Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari lautan, antara lain tentang sifat air laut dan gerakan air laut.
Biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi serta faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi, dan menentukan pola persebarannya.
Untuk mempermudah dalam mempelajari geografi diperlukan sarana bantu, antara lain tabel, diagram, grafik, dan peta. Sarana bantu tersebut digunakan untuk melihat secara tidak langsung atas gejala fisik dan sosial, persebaran, hubungan, serta susunan keruangannya.
Tabel- Tabel menjadi sarana bantu geografi karena memuat data, baik berupa kata, kalimat, ataupun angka tentang fenomena di permukaan bumi. Data tersebut disusun secara bersistem (sistematis), yaitu urut ke bawah atau ke samping dalam lajur dan deret tertentu dan diberi garis pembatas sehingga mudah untuk disimak.
Informasi yang disusun dalam tabel disesuaikan dengan tema atau topik yang disampaikan, contohnya berikut ini.Tabel Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi di Indonesia Tahun 2000
Tabel Kelembapan Udara Rata-Rata Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000
Tabel Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000
Tabel Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000
Tabel Produksi Jagung Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000
Diagram- Diagram termasuk sarana bantu geografi yang digunakan untuk menjelaskan fenomena geosfer dengan melukiskan bagian-bagiannya dan cara kerjanya secara berurutan, biasa disebut dengan diagram arus.
Grafik- Grafik termasuk sarana bantu geografi yang menunjukkan naik dan turun atau pasang surut suatu gejala atau fenomena tertentu antarwaktu dengan menggunakan garis. Sebagai contoh adalah grafik tentang pertumbuhan penduduk dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000.
Peta- Peta termasuk sarana bantu geografi karena memuat bermacam-macam data dari permukaan bumi yang dapat diinformasikan. Untuk memudahkan penyampaian informasi, peta dibuat dengan ukuran, tema, dan topik tertentu, antara lain sebagai berikut.Peta Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000
Peta Transportasi Laut di Indonesia
Peta Jenis Tanah di Indonesia
Peta Geologi di Indonesia
Peta Objek Wisata di Indonesia
Ilmu Penunjang Geografi Mengingat bahwa di dalam objek materialnya begitu luas, maka seorang geografer harus memahami pula ilmu-ilmu lain yang berfungsi sebagai penunjang geografi yaitu antara lain: | |
a. | Geologi, adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk permukaan bumi akibat tenaga dari dalam bumi (endogen: vulkanisme, tektonisme, gempa bumi), termasuk struktur, komposisi dan sejarahnya. Dalam kehidupan sehari-hari Geologi bermanfaat dalam bidang pertambangan. Untuk mencari bahan tambang diperlukan pengetahuan formasi dan umur dari batu-batuan. |
b. | Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi serta perubahannya akibat tenaga dari luar (Exogen: pelapukan, erosi, sedimentasi). Bahan-bahan galian yang berasal dari endapan dapat diketahui berdasarkan sejarah geomorfologinya atau sebaliknya. Contoh bahan endapan: pasir, tanah liat, dsb. |
c. | Meteorologi, adalah ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu tentang udara, cuaca, suhu, angin, awan, curah hujan, radiasi matahari, dan sebagainya. Meteorologi sangat penting bagi informasi cuaca terutama untuk penerbangan, pelayaran, pertanian dan industri. |
d. | Hidrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi/tanah, di bawah tanah; termasuk sungai, danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa. Dalam kehidupan sehari-hari penting untuk mengetahui lapisan yang mengandung cadangan air yang cukup misalnya untuk industri dan peternakan. |
e. | Klimatologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan kondisi rata-rata cuaca. Untuk pertanian dan industri atau keperluan yang lain, mengetahui sifat iklim dan cuaca setempat sangat penting. Contoh untuk mendirikan pabrik kerupuk tentu bukan di daerah yang curah hujannya tinggi. |
f. | Antropologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia khususnya mengenai ciri, warna kulit, bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Adatistiadat penduduk perlu diketahui untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari, barang yang diperlukan, bahan makanan yang dikonsumsi, dsb. |
g. | Ekonomi, adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk melestarikan usaha perlu diketahui antara lain bagaimana memperoleh untung, menjual barang, menentukan “nilai” barang, memilih tempat berjualan, dsb. |
h. | Demografi, adalah ilmu yang mempelajari dan menguraikan tentang penduduk. Komposisi penduduk, jumlah penduduk dan sebagainya perlu diketahui untuk menentukan pola konsumsi penduduk terhadap barang tertentu. Ilmu-ilmu Pendukung Geografi Untuk dapat menemukan kegiatan studi, geografi didukukung oleh sejumlah ilmu.Dalam lingkup kajian fisik, geografi didukung oleh beberapa displin ilmu sebagai berikut: 1. Geologi, yaitu ilmu yang mendukung studi geografi dalam menjelaskan bagaimana bumi terbentuk dan bagaimana bumi terbentuk dari waktu kewaktu. Geologi berkaitan dengan komposisi, sejarah pembentukan, struktur bumi, termasuk pembentukan-pembentukan masa lalu yang pernah muncul di planet bumi. 2. Geomorfologi, yaitu ilmu yang secara khusus mengkaji bentuk lahan (landform) yang membentuk konfigurasi permukaan bumi dan menekankan cara terjadi dan perkembangan serta konteks kelingkunganya. 3. Oseanografi, yaitu ilmu pengetahuan dan studi eksplorasi mengenai lautan serta semua aspek yang terdapat di dalamnya. Studi tersebut antara lain mengenai sedimen dan batuan yang membentuk dasar laut ,interaksi antara laut dan atmosfera, pergerakan air laut, serta tenaga yang menyebabkan adanya gerakan tersebut, baik tenaga yang berasal dari dalam maupun berasal dari luar. 4. Hidrologi, yaitu ilmu yang berhubungan dengan air di bumi, terjadinya, sirkulasinya dan sebarannya, sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi terhadap lingkungan, termasuk kaitanya dengan makhluk hidup. 5. Meteorologi dan Klimatologi yaitu ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan mebicarakan berbagai peristiwa dalam udara. Meteorologi mengkaji keadaan cuaca, yaitu keadaan atmosfer dalam suatu tempat dalam waktu terbatas. Adapun klimatologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala cuaca yang bersifat umum, dan jangka waktu yang relatif lama dan daerah yang dikaji relatif luas. 6. Biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari persebaran organisme dalam ruang dan waktu, serta factor-faktor yang mempengaruhi, membatasi, atau menentukan pola persebaran jenis. Biogeografi menguraikan keadaan lingkungan fisik, biologi, evolusi, dan jenis makhluk hidup, yang satu sama lain saling berinteraksi, dan menyebar seperti sekarang ini. 7. Ilmu tanah. Secara umum ilmu tanah merupakan ilmu yang mempelajari hal atau sifat-sifat tanah. Ilmu ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu Pedologi dan Edaphologi. Pedologi ialah ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari dalam dan berada di kulit bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu sendiri dan faktor-faktor pembentuknya. Edaphologi adalah ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai alat produksi pertanian, yang menekankan hubungan antara tanah dan tanaman. Ilmu ini erat hubunganya dengan cabang-cabang ilmu agronomi seperti fisiologi, biokimia, dan pertanian. 8. Astronomi. Mengkaji benda-benda langit di luar atmosfer bumi, seperti matahari, bulan, bintang, planet, dll 9. Geokemistri. Mengkaji komposisi kimiawi kulit bumi dan perubahan-perubahan yang berlangsung di dalamnya. Dalam lingkup kajian Manusia, geografi didukung oleh beberapa ilmu antara lain: 1. Demografi (Geografi Penduduk). yang mempelajari /mengkaji tentang penduduk, seperti kelahiran, kematian, migrasi. 2. Ekonomi (Geografi ekonomi). Mengkaji tentang usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran serta gejala-gejalanya dan hubungan timbal balik dari usaha tersebut. Geografi ekonomi membahas bagaimana manusia mengeksploitasi sumber daya alam, menghasilkan barang-barang konsumsi, persebaran kegiatan produksi, dan interaksi wilayah. 3. Sosiologi(Geografi Sosial). Mengkaji sruktur proses-proses sosial. termasuk perubahan sosial . Geografi sosial membahas lingkungan manusia yang di dalamnya termasuk proses, struktur, dan perubahan sosial sehingga memiliki kesamaan dan perbedaan dengan wilayah lain dalam konteks keruangan. 4. Antropologi( Antropogeografi dan Geografi Budaya). Mengkaji tentang manusia, baik fisik maupun kebudayaannya. Geografi Budaya mengkaji proses-proses kebudayaan sehuhubungan dengan konteks spasial, karena kebudayaan yang terdapat di bumi merupakan karakteristik dari suatu wilayah. 5. Geografi Desa dan Geografi Kota. Mengkaji tentang ciri, pola, struktur, lingkungan, dan interaksi keruangan dari penduduk desa dan penduduk kota. 6. Geografi politik. Mengkaji kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut pandang politik atau kepentingan negara. 7. Paleontologi. Mengkaji tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan dimasa purba. 8. Geografi regional. Mengkaji suatu kawasan tertentu secara khusus, misalnya Asia Tenggara, Eropa Barat, Timur Tengah Selain kajian fisik dan kajian manusia ,sekarang ini telah berkembang cabang geografi teknik dan ilmu pendukungnya antara lain: 1. Kartografi adalah ilmu dan seni yang menggambarkan permukaan bumi pada bidang datar dengan menyajikan data hasil pengukuran dan pengumpulan data gejala permukaan bumi yang telah dilakukan oleh surveyor, geograf, dan kartograf sehingga informasi pada peta mudah dibaca, dimengerti, dan ditafsirkan sesuai dengan maksud dan tujuannya. 2. Penginderaan Jauh( Remote Sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadp obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. 3. Sistem Informasi Geografi ( SIG) adalah teknik geografi untuk menyajikan overlay sejumlah peta tematik sehingga menghasilkan informasi baru dalam setiap produk analisisnya 4. Geofisika. Mengkaji sifat-sifat bumi bagian dalam dengan metode teknik fisika, seperti mengukur gempa bumi, gravitasi, dan medan magnet. |
Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.
Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:
- bumi sebagai planet
- variasi cara hidup
- variasi wilayah alamiah
- makna wilayah bagi manusia
- pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:
- wilayah atau regional
- lapisan hidup atau biosfer
- manusia sebagai faktor ekologi dominan
- globalisme atau bumi sebagai planet
- interaksi keruangan
- hubungan areal
- persamaan areal
- perbedaan areal
- keunikan areal
- persebaran areal
- lokasi relatif
- keunggulan komparatif
- perubahan yang terus menerus
- sumberdaya dibatasi secara budaya
- bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta
konsep- konsep Geograf
a. Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap.
b. Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.
2. Jarak, yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :
a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer.
b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu
3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.
4. Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain.
5. Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.
6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.
7. Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8. Interaksi Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota.
9. Diferensiasi Area, daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.
10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat.
Konsep Geografi
1. GlobalismeKonsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu bentuk “sphaira” atau bola, dan bumi sebagai bagian dari tata-surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi tentang globe sebagai model (miniatur) dari bumi memberikan dasar pengertian tentang grid-paralel dan meridian, yang selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis, hakikat skala, distorsi peta.
Pengetahuan tentang hubungan bumi-matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi geografi.
2. Diversitas dan Variabilitas
Gejala-gejala permukaan bumi tidak sama dan tidak tersebar merata, menimbulkan kebedaan atau diversitas dari tempat ke tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan pengertian diversitas tersebut, yaitu pola, kebedaan areal, dan regionalisasi.
a. Pola
Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala. Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.
b. Kebedaan Areal
Kebedaan areal merupakan konsep dasar geografi. Pada umumnya kebedaan areal tersebut mengacu kepada variabilitas dari permukaan bumi. Tidak ada dua tempat atau kawasan di dunia ini yang identik sama.
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.
c. Regionalisasi
Sungguhpun tidak ada dua tempat yang persis sama, namun ada wilayah-wilayah geografis yang sedikit-banyak memiliki kesamaan. Wilayah yang relatif sama atau homogen itu disebut kawasan atau region.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional.
3. Lokasi Keruangan dan Areal
a. Ruang-bumi
Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Bagi geografi, yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, dan yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala macam benda, obyek, atau gejala material dan non material yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan non material itu merupakan hasil dari proses perubahan yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi) gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-lingkungan (men-environment system) yang disebut juga sebagai sistem keruangan (spatial system).
b. Situs
Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada setiap kawasan atau region.
Gejala-gejala yang biasanya diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai suatu situs ialah:
1) Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah, pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau, semenanjung, dsb.).
2) Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage, sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).
3) Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).
4) Tanah dan materi tanah.
5) Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove, dsb.).
6) Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).
7) Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam hubungannya dengan gejala lain. Misalnya hubungan tempat dengan tempat. Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga hubungan fungsional antar tempat atau wilayah.
Isi lokasi bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan bumi
c. Ketersangkutpautan (interelatedness)
Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.
1) Assosiasi areal
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada berbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaran penduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.
2) Interaksi keruangan
Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia.
(a) Peredaran atau sirkulasi : menyangkut gerak dari gejala fisik, manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi, komunikasi dan lain sebagainya.
(b) Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan saling ketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).
(c) Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia. Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayah pada permukaan bumi.
Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah kejadian yang berurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh; penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.
e. Wilayah Kebudayaan
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia (kontrol) terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian, tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan diartikan secara luas. Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the environment”, sedang C.Kluckhohn sebagai “way of live”. P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”, yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di wilayah tersebut.
(buta geografi). Bahwa semua cabang ilmu pengetahuan empiris yang masing-masing mempelajari gejala (phenomena) di permukaan bumi tanpa memahami dan peduli sistem interrelasi, interaksi, dan interdependensi bagian permukaan bumi (space, area, wilayah, kawasan) itu dengan manusia pasti akan membuat kerusakan di muka bumi.
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam lingkungan hidupnya manusia.
1. Pendekatan KeruanganPendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur
Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.( makalah kelompok 1 xa )
2. Pendekatan kelingkunganPendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.
Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:
(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu.
(2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
(3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya).
(4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan.
(5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.( makalah kelompok 2 XG)
3. Pendekatan Kewilayahan
dalam pendekatan kewilayahan, yang dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.
pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.
kesimpulannya:
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.
1. Pendekatan keruangan (spatial approach)
Pendekatan analisis keruangan merupakan pendekatan khas geografi dengan mengkaji variasi fenomena alam dipermukaan bumi. Pendekatan keruangan terdiri atas pendekata topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional.
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertolak dari permasalahan tentang susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Analisis dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
What ? struktur ruang apa?
Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
When? Kapanstruktur ruang tersebut dapat terbentuk seperti itu?
How? Bagaimana proses terbentuknya struktur ruang tersebut?
Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur ruang tersebut dapat didiayagunakan sedmikian rupa untuk kepentingan manusia?
Ada beberapa teori dalam pendekatan keruangan ini, diantaranya adalah teori difusi,yaitu mencoba menelaah perjalaran atau pemekaran fenomena dalam ruang dan dimensi waktu tertentu.Tipe difusi antara lain:
Difusi Ekspansi (Expansion diffusion), yaitu suatu proses dimana informasi, material dan sebagainya menjalar melalui suatu populasi,dari suatu daerah ke daerah lain.
Difusi penampungan (Relocation diffusion), merupakan proses yang sama dengan persebaran keruangan dimana informasi atau material yang didifusikan meninggalkan daerah yang lama dan berpindah atau ditampung di daerah yang baru.
Difusi Kaskade (cascade diffusion) yaitu, proses penjalaran atau penyebaran fenomena melalui beberapa tingkat atau hierarki.
2. Pendekatan lingkungan/ekologi (ecological approach)
Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.
Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer.
3. Pendekatan analisis kompleks wilayah (regional complex approach)
Pendekatan kompleks kewilayahan merupakan kombinasi pendekatan keruangan dan ekologi.Pendekatan kompleks kewilayahan mengkaji karakteristik fisik maupun sosial dari fenomena yang terjadi dipermukaan bumi yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya.Oleh karena itu pendekatan ini lebih menekankan pada perbedaan wilayah, yaitu dalam peramalan suatu wilayah dan perancangan wilayah merupakan aspek-aspek dalam analisis kompleks wilayah.
Geografi memiliki cara berfikir yang khas dan berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain karena geografi menekankan pembahasannya pada gejala-gejala fisik dan sosial dalam hubungan saling kebergantungan.
Objek studi geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu objek studi material dan objek studi formal.Objek Studi Material. Objek studi material adalah segala materi yang menjadi kajian dalam geografi. Sesuai dengan pengertian geografi maka yang menjadi objek studi material adalah segala fenomena geosfer, baik fisik maupun sosial. Objek studi material fisik antara lain iklim, tanah, dan air, sedangkan objek studi material sosial antara lain persebaran penduduk, mobilitas penduduk, dan pola permukiman.
Objek Studi Formal. Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara berfikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi, baik fisik ataupun sosial. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan geografi dengan ilmu-ilmu yang lain.
Sudut pandang geografi adalah ruang dan waktu. Sudut pandang ini berbeda dengan sudut pandang ilmu yang lain. Contohnya, sejarah yang menitikberatkan pada waktu (time), antropologi pada budaya (culture), ekonomi pada biaya (cost) dan hukum pada norma (norm, standard). Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut objek materialnya sama, yaitu membahas hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Gejala-gejala Geografi dalam Hidup Sehari-hari
Kajian Obyek Material Geografi dalam kaitannya dengan Kehidupan Sehari-hari
1. Gejala pada Atmosfer Antara lain sebagai berikut: | |
• | Terjadi perubahan musim. Akibat yang berpengaruh adalah pada musim penghujan, para petani mulai menggarap lahannya. |
• | Bisa juga berpengaruh pada jenis pakaian yang digunakan penduduk, misalnya di daerah beriklim dingin, pakaian yang digunakan tebal-tebal.Bisa juga berpengaruh pada jenis pakaian yang digunakan penduduk, misalnya di daerah beriklim dingin, pakaian yang digunakan tebal-tebal. |
2. Gejala pada Hidrosfer Antara lain sebagai berikut: | |
• | Besar kecilnya air limpasan, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi oleh penggunaan lahan oleh manusia. Bila perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat peresapan air, dijadikan untuk permukiman, atau kegiatan pertanian yang tidak memperhatikan pelestariannya, maka air limpasan semakin banyak. Air limpasan yaitu air yang mengalir di permukaan tanah (run off). |
• | Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi banyak sedikitnya peresapan air ke dalam tanah. Hal ini dipengaruhi oleh jenis batuan dan jenis penutup lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi oleh cara manusia memanfaatkannya. Bila manusia memanfaatkan air tanah secara boros, maka ketersediaannya akan cepat habis. |
3. Gejala pada Lithosfer Antara lain sebagai berikut: | |
• | Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan membuat sengkedan (terrasering). |
• | Supaya tidak terjadi penurunan daya dukung lahan, maka harus diupayakan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan kemampuan lahannya. |
Keanekaragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Pada daerah penghasil padi penduduk makan nasi dari beras, pada daerah gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya. Keberadaan hewan juga demikian, contoh orang Thailand menggunakan gajah untuk membantu pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi dan kerbau. Hal ini disebabkan karena keberadaan dari hewan-hewan itu.
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai keahlian yang berbeda-beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan kehidupannya juga menjadi beragam karena memanfaatkan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.
Objek Studi Geografi
1. | Objek Material Geografi | |||||||||
Objek material geografi yaitu merupakan sasaran atau yang dikaji dalam studi geografi. Objek studi geografi adalah lapisan-lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer. Geosfer itu luas sekali, meliputi: | ||||||||||
- | Atmosfer, yaitu lapisan udara: cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll. | |||||||||
- | Lithosfer, yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll. | |||||||||
- | Hydrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam Hidrologi dan Oceanografi, dll. | |||||||||
- | Biosfer, yaitu lapisan kehidupan: flora dan fauna yang dikaji dalam Biogeografi, Biologi, dll. | |||||||||
- | Anthroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan lapisan lainnya.Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya. | |||||||||
Jadi dalam mengkaji objek studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti Klimatologi, Geologi, Hydrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.1. | ||||||||||
2. | Objek Formal Geografi | |||||||||
Kalau objek material geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek formal geografi bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni aspek keruangan (spatial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (regional) serta aspek waktu (temporal).
Perlu diperhatikan bahwa dalam mengkaji suatu permasalahan, geografi terbagi menjadi geografi fisis dan geografi manusia yang keduanya tak dapat dipisahkan. Bahkan masingmasing cabang geografi saling membutuhkan dan saling melengkapi. Untuk lebih jelasnya, tentang objek geografi Anda dapat melihat skema berikut. Setelah mempelajari kegiatan 1 dan memahaminya, maka Anda dapat mengerjakan tugas/tes mandiri. GEOGRAFI : |
Ruang Lingkup Geografi
Geografi Sosial: Geografi sosial mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia di bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sosial, ekonomi, maupun budaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi sosial (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.
Geografi Regional: Geografi regional mempelajari topik atau bahasan khususnya yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan bahasan yang menyeluruh, baik dari aspek fisik ataupun sosial sehingga dianggap sebagaio bentuk tertinggi dalam geografi.
Struktur Ilmu Geografi
Ilmu Geografi sebagai subyek dari integrasi berbagai studi menurut Peter Hagget membagi menjadi beberapa percabangan,Geografi Fisik
Sebagai salah satu kajian sistematik geografi, cabang geografi fisik mempelajari bentang lahan (Landscape) yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi bentuk lahan. Berikut merupakan pencabangan geografi fisik,- Geologi
- Geomorfologi
- Meteorologi dan Klimatologi
- Hidrologi
- Oceanografi
- Biogeografi
- Kosmografi
- Pedologi
Geografi Manusia
Sebagai salah satu kajian sistematik geografi, cabang geografi manusia mempelajari yang mempelajari tentang aspek sosial, ekonomi dan budaya penduduk. Berikut merupakan pencabangan geografi manusia,- Geografi Ekonomi
- Demografi
- Geografi Politik
- Etnografi
- Geografi Sosial
- Geografi Industri
- Geografi Pariwisata
- Geografi Sejarah
- Geografi Pertanian
- Geografi Transportasi
Geografi Regional
Geografi regional merupakan studi tentang variasi persebaran gejala dalam ruang pada waktu tertentu baik lokal, nasional, maupun kontinental. Geografi regional terbagi atas,- Geografi Regional berdasar Zonasi
- Geografi Wilayah Tropik, Geografi Wilayah Arid, Geografi Wilayah Kutub, Geografi Desa, Geografi Kota
- Geografi Regional berdasar Kultur
- Geografi Kawasan Asia Tenggara, Geografi Kawasan Eropa, Geografi Kawasan Amerika Utara, Geografi Kawasan Amerika Selatan, Geografi Kawasan Afrika, Geografi Kawasan Australia
Geografi Teknik
Geografi teknik merupakan studi terbaru di bidang ilmu geografi yang berkembang seiring pesatnya perkembangan teknologi yang mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan menganalisis data dan informasi geografis dalam bentuk peta, diagram, foto udara dan citra hasil penginderaan jauh. Geografi teknik terbagi atas,- Kartografi
- Penginderaan Jauh
- Sistem Informasi Geografis
- Metode Kuantitatif Geografi
Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup ilmu geografi secara umum meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu:- Kajian terhadap wilayah (regional);
- Interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah;
- Persebaran dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha manusia untuk memanfaatkannya
Ruang Lingkup Kajian Geografi Regional
Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran Geografi di SMA dan MA adalah:
1. Penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG)
2. Dinamika perubahan atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, dan
antroposfer
3. Sumber daya alam dan pemanfaatannya
4. Lingkungan hidup
5. Konsep dasar perwilayahan
6. Negara maju dan negara berkembang
Pengertian ruang
Ruang dalam arti luas adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup manusia, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Dalam arti sempit ruang adalah wilayah yang memiliki batas-batas tertentu, baik keadaan alam, social, pemerintahan, dan lain sebagainya. (Suhardjo, 1999). Ruang memiliki 2 dimensi, yaitu isi dan jarak.
Pengertian lokasi
Lokasi adalah posisi pasti dalam ruang. Dalam geografi lokasi mempunyai 2 makna, yaitu lokasi absolute dan relative. Lokasi absolute adalah lokasi dipermukaan bumi yang ditentukan dengan system koordinat garis lintang dan bujur. Sifatnya mutlak tidak akan berubah angka-angka koordinatnya. Sedangkan lokasi relative adalah lokasi suatu objek yang nilainya ditentukan berdassarkan objek atau objek-objek lain di luarnya.
“Tempat merupakan lokasi yang memiliki nilai”Pengertian jarak
Eq: tempat proklamasi
Jarak erat kaitannya dengan lokasi relative. Karena nilai suatu objek dapat ditentukan oleh jarak terhadap objek/objek lainnya berdasarkan hubungan fungsionalnya. Jarak dalam pengertian geografi dapat diukur dengan 3 dimensi, yaitu jarak geometric, jarak waktu, dan jarak ekonomi.
Pengertian aksesbilitas
Aksesbilitas atau keterjangkauan adalah tingkat kemudahan suatu lokasi dapat dicapai dari lokasi atau lokasi-lokasi lainnya. Aksesbilitas dipengaruhi oleh factor lokasi, jarak, dan kondisi medan.
Pengertian wilayah
Wilayah adalah bagian dari permukaan bumi yang mempunyai keseragaman atas dasar cirri-ciri bentuk, baik yang bersifat fisik maupun social.